Model 4 SATAP: Pilar Kepemimpinan Pembelajaran dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah
SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu
terletak pada 30 km dari pusat kota Purbalingga, sehingga secara geografis
terpencil dan menghadapi tantangan tersendiri. Sekolah ini memiliki jumlah guru
yang terbatas yaitu 7 orang dan juga berjuang dengan infrastruktur dan
fasilitas pendidikan yang minim. Keterbatasan tersebut berkontribusi pada
sulitnya memberikan layanan pendidikan yang komprehensif dan mendukung
pengalaman belajar siswa yang optimal.
Rapor Pendidikan tahun 2023
menunjukkan bahwa skor kemampuan literasi 40,74 katergori sedang dan numerasi
33,33 kategori rendah. Data ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan
keterampilan dasar siswa guna meningkatkan prestasi akademik secara
keseluruhan. Selain itu, kualitas pengajaran dan kepemimpinan pembelajaran sudah
baik namun masih perlu ditingkatkan, dibuktikan dengan nilai pada Rapor
Pendidikan 60,09 (Baik) untuk kualitas pembelajaran dan 62,34 (Baik) untuk
kepemimpinan pembelajaran. Angka-angka ini menunjukkan bahwa masih ada ruang
untuk perbaikan dalam pengajaran di kelas dan praktik kepemimpinan sekolah.
Salah satu tantangan utama yang kami
hadapi sebagai kepala SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu adalah masih rendahnya
kemampuan literasi dan numerasi siswa, misalnya siswa masih banyak yang belum
dapat memahami apa yang mereka baca, kegiatan literasi yang belum berjalan dengan
baik. Selain itu, praktik pembelajaran oleh guru belum sepenuhnya menerapkan
pembelajaran yang terdiferensiasi, sehingga sulit untuk memenuhi beragam
kebutuhan semua siswa. Metode penilaian kami juga kurang terstruktur, sehingga
membatasi kemampuan kami untuk melacak kemajuan siswa secara akurat dan
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Solusi untuk mengatasi permasalahan
terkait dengan penerapan kepemimpinan pembelajaran, kemampuan literasi dan
numerasi siswa, pembelajaran dan asesmen yang belum berkualitas dan struktur
dilakukan dengan menerapkan Model 4 SATAP. Adapun penjabaran model 4 SATAP
sebagai berikut:
SATAP Pertama: Model SATAP untuk Kepemimpinan
Pembelajaran.
Model SATAP untuk kepemimpinan
pembelajaran memiliki akronim sebagai berikut: 1) Strategize School Goals
and Vision, Kepala sekolah menetapkan tujuan strategis berbasis data
untuk menciptakan visi sekolah yang jelas. 2) Align Resources and
Stakeholders, Menyelaraskan sumber daya dan stakeholder untuk
mendukung tujuan strategis. 3) Take Action on
Strategic Plans,
Melaksanakan
rencana strategis dengan penekanan pada implementasi kebijakan yang efektif. 4)
Assess Progress and Performance Evaluasi berkelanjutan untuk
menilai dampak program. 5) Promote Continuous Growth and
Innovation, Mendorong
inovasi dan pengembangan profesional untuk keberlanjutan peningkatan kualitas
sekolah.
SATAP Kedua:
Model SATAP untuk pengembangan pembelajaran diferensiasi untuk memenuhi beragam
kebutuhan siswa secara efektif. Adapun yang telah dilakukan sebagai berikut: 1)
Screening, Identifikasi kebutuhan unik siswa
melalui asesmen formatif awal. 2) Aligning, Penyelarasan strategi
pembelajaran melalui pelatihan guru. 3) Transforming, Penggunaan
metode inovatif untuk mengakomodasi kesiapan belajar dan gaya belajar siswa. 4)
Assessing, Evaluasi berkelanjutan untuk memantau efektivitas
pembelajaran. 5) Progressing, Refleksi dan evaluasi terhadap
pertumbuhan hasil belajar siswa.
SATAP Ketiga: Model SATAP untuk
penguatan literasi dan numerasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 4 Satu Atap
Karangjambu meliputi: 1) Saring Permasalahan, Identifikasi isu literasi
dan numerasi yang ada di sekolah. 2) Analisis Kondisi dan SWOT Sekolah, Masalah-masalah
terkait program literasi tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SWOT.
3) Targetkan
Perubahan, Menetapkan tujuan peningkatan kemampuan siswa, seperti membaca huruf
hijaiyah dan literasi digital. 4) Aktualisasi Program, Pelaksanaan
inisiatif seperti "Gelas Suci" (pemahaman kitab suci) dan "Gelas
Batik" (integrasi literasi dan TIK), Sharing
Session for Students and Teacher (S3T), dan Satu
Peserta Didik Satu Produk (S3P) literasi. 5) Publikasikan hasil
dari program kerja.
SATAP Keempat yaitu Model
SATAP dalam pengembangan asesmen adalah dengan membangun aplikasi SATAP (Sistem
Asesmen Terpadu tanpA Pulsa). Sistem Asesmen Terpadu Tanpa Pulsa (SATAP) yang
dilaksanakan di SMP Negeri 4 Satu Atap Karangjambu merupakan inovasi dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran berbasis teknologi yang dapat diakses tanpa
memerlukan biaya tambahan untuk pulsa atau data internet. Dengan memanfaatkan
perangkat lunak offline dan infrastruktur sederhana, SATAP memungkinkan siswa
untuk mengikuti asesmen secara digital di dalam kelas tanpa hambatan teknis
yang biasanya dihadapi di daerah terpencil.
Penerapan Model 4 SATAP menunjukkan
hasil yang signifikan. Berdasarkan Rapor Pendidikan 2024, kemampuan literasi
meningkat menjadi 80,00 (kategori baik), sementara numerasi meningkat menjadi
75,00 (kategori baik). Selain itu, kualitas pembelajaran dan kepemimpinan
instruksional juga meningkat masing-masing menjadi 70,17 dan 67,15.
Refleksi menunjukkan bahwa
keberhasilan model ini ditentukan oleh kolaborasi antar-stakeholder, komunikasi
yang jelas, dan komitmen terhadap pengembangan profesional. Tantangan yang
tersisa meliputi penerapan penuh pembelajaran terdiferensiasi dan konsistensi
dalam penilaian.
Posting Komentar untuk "Model 4 SATAP: Pilar Kepemimpinan Pembelajaran dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah"